Laman

Selasa, 02 Agustus 2011

sahur

Maaaaffff telat posting..

Jadi sabtu kemarin waktu kumpul PJS bul, saya diajakin Salsa buat sahur pertama di puncak. Err mungkin lebih tepatnya saya yang pengen ikut kali ya? Hehe. Salsa itu pemred sementara di bul, dan suka ngebolang kemana-mana. Saya nggak tahu dapet ide gila dari mana dia buat sahur di gunung, tapi sayanya akhirnya main ikut aja karena pengen juga.

Jadi saya naik Gunung Ungaran, 5 orang, dan 4 di antaranya saya nggak kenal. Oh iya, gunung ungaran itu di Semarang lho, tahu nggak? Itu di daerah Ungaran atau Ambarawa gitu deh. Cuma 2050mdpl kalau nggak salah, tapi karena kita naik bis ya jadi turun nggak langsung basecamp. Masih harus jalan dulu jauh banget hanya untuk mendapati basecamp yang dikunci karena tutup. Mungkin karena ini malam senin, dan besok puasa kali ya. Nggak tahu juga.

Oh iya, kita tarawihan juga lho tapi di plataran basecamp. Tarawih sambil di belakang banyak bintang dan lampu-lampu kota. Setelah sebelumnya saya mikir ini saya punya 11 bacaan nggak karena nanti bakal jadi imam nggak tahu kenapa. Setelah sebelumnya mendengar adzan maghrib tanda dimulainya bulan ramadhan yang bersahut-sahutan di bawah sana. Setelah sebelumnya banyak kembang api diledakkan di bawah sana. Jadi aneh karena kembang api cuma keliatan kecil-kecil.
"Kembang apinya kecil banget ya, jadi aneh, haha"
"Iya, manusia itu kecil banget ya"
"Tapi lebih kecil...semut"
"Hahahaha ihh.. apaan sih, lebih kecil virus"
"Yahh jadi gak lucu lagi"
Oh itu percakapan demi apa random banget dengan Fitra kalau nggak salah, adik kelas Salsa yang juga ikutan. Walau nggak kenal, tapi asik juga mereka. Kita mulai naik sekitar jam 9 malam, setelah sebelumnya ikutan nongkrong di api yang dibuat rombongan orang yang ngecamp di sekitar basecamp. Oh ada yang mau ikutan kita naik juga sama kita. Itu orang yang tiba-tiba tanya ke kita, "Ini dapet ide gila darimana ini?". Tapi nggak jadi karena tiba-tiba dompetnya yang hilang udah ketemu. Jadi berlima lagi deh.

Dulu saya pernah naik ke ungaran waktu SMA, tapi cuma sampai di kebun teh doang karena kabutnya menggila. Kemarin saya ingin balas dendam, harus sampai puncak. Oh ternyata jalannya ngetrek juga, bikin capek. Dan anginnya parah. Dan kabutnya juga. Jalan waktu hampir ke puncak juga sangat terbuka, seolah-olah waktu angin kencang jadi terasa ikutan terdorong. Tapi rame juga waktu jalan. Banyak ngobrol dan banyak ketawa karena ece-ecean dan membahas hal-hal nggak penting.

Kalau nggak salah ya itu 4,5 jam kita jalan, nyampe juga di puncak. Kita memang rencana buat bikin tenda di dekat puncak. Turun ke bawah sedikit dan ada spot buat ngecamp yang bagus. Ternyata kita nggak sendiri juga. Ada rombongan yang sudah sampai puncak duluan. Tapi nggak sempet ngobrol-ngobrol karena saya, Salsa dan Aji ke bawah langsung buat bikin tenda. Kecuali Fitra dan Sonia yang ikutan nimbrung sambil nganget karena api unggun yang dibikin mas-masnya bagus. Dan karena itu mereka berdua dapat ayam bacem, sedangkan kami tidak.

Sampai puncak dan selesai bikin tenda itu jam 3 pagi kurang berapa lupa. Itu artinya kesempatan masak dan sahur cuma tinggal beberapa jam saja. Kalau ini dirumah sih itungannya lama, tapi kalau di gunung, dengan bahan makanan yang seadanya, dan angin yang gila-gilaan, jadi agak takut juga masih sempet buat makan nggak ini.

"Eh nggak usah nyalain radio, ntar adzan pas kita belom selesai makan repot", kata saya, dan langsung mau digampar Salsa.

Menunya keren lho tapi, sandwich isi telur, keju, dan nugget goreng. Itu sampai si Sonia nangis, katanya ini sandwich paling enak yang pernah dia makan. Lalu ada nutrijel juga. Lalu mi telor biasa, tapi masih kerasa nuggetnya karena nestingnya nggak dicuci. Lalu ditutup dengan FreshTea. Kenyang dan langsung tidur. Dan bangun jam 8 pagi.

"Aneh juga ya ini, kita nyampe puncak jam 3 pagi, tapi nggak dapet sunrise, mau jawab apa ini kalau ditanyain orang-orang dibawah", kata Salsa. Dan kita ketawa saja, karena tadi pagi itu pikirannya sudah ngantuk dan tidak peduli lagi dengan sunrise. Minimal sahur di puncaknya dapet deh.

Lalu beres-beres. Lalu pulang. Oh tapi kita puasa lho. Kecuali Fitra yang memang lagi nggak bisa puasa. Turun lewat jalur lain, dan akhirnya sampai ke Candi Gedung Songo yang malas buat diliat-liat karena jalannya jauh sedangkan kita barusan turun dan capek. Lalu pulang ke Jogja. Lalu biasa. Buka di bis karena bisnya sempat macet. Mungkin jadi puasa pertama yang paling berkesan deh ini.

Oh iya, maaf lahir batin yaa buatmu. Semoga puasa kita keren dan diterima olehNya.


(angin)
foto-foto nyusul deh kalau udah di tag
sebenarnya ada cerita lain yang nyebelin, tapi besok aja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar