Laman

Kamis, 14 Juli 2011

cuci muka

Oke, saya posting ini dengan pinjam laptop bapak, malam-malam jam 2 karena tidak bisa tidur. Iya, karena saya sedang merasa takut. Pelan-pelan menyelinap ke kamar kerja dan menyalakan laptop. Oh ini suara start-up keras sekali, semoga orang tua saya yang ada di kamar sebelah tidak bangun.

Demi apa ini laptop saya rusak. Sepertinya itu karma dari saya bilang hal-hal seperti posting yang sebelumnya, bahwa saya ini tidak akan bisa hidup di desa yang tidak ada teknologinya. Oke. Dan waktu adalah hal yang paling jauh dari kita. Dan kata seandainya adalah percuma untuk saat ini. Terima saja dan bersiap untuk kemungkinan terburuk.

Hari ini saya sedikit menggila. Membicarakan laptop, masa depan, hidup, cinta, dan setan. Dengan seorang teman yang sudah kenal sangat lama, tapi sama sekali baru saya mengerti bagaimana hidup dan cara berpikirnya hari ini. Dan mungkin begitu juga dengan dia dalam hal mengenai saya. Oh iya, saya sebut hari ini walau sebenarnya adalah kemarin karena saya belum tidur. Perpindahan hari untuk saya adalah ketika saya sudah bangun dari tidur malam. Untuk saat ini anggap saja begitu.

Saya sedang menjadi setan, katanya. Tidak punya perasaan dan jahat. Tidak apa-apa, kata saya, sekali-sekali bolehlah kita menggila. Anggap saja kita sedang keluar dari bumi tempat kita berpijak. Anggap saja kita sedang berkunjung ke pulau tak berpenghuni. Yeah, we're alone. Haha gila kamu, katanya, kamu lebih licik dari teman-teman yang, kamu tahu, berusaha goda-goda saya. Kamu lebih gila! Kamu setan! Dan saya mau-maunya bisa disini bareng kamu. Berarti kamu juga sudah jadi setan, kata saya, mau-maunya diajak pergi sama setan. Haha iya kali ya, kata dia. Lalu kita tertawa lama sekali.

Tapi bagaimanapun juga, terimakasih untuk berbagai macam percakapan gila. Terimakasih karena telah memberikan angin yang bagus untuk maju. Dan tidak lupa untuk terimakasih kepada rasa takut yang juga timbul dan menjalar semalaman. Bagaimanapun juga, ada rasa sadar untuk segra bangun dan cuci muka, sekaligus juga rasa takut untuk menghadap pagi. Dan oke, tidak ada yang bernama kebetulan. Semua hal yang terjadi, kedatangan teman, amarah karena soal membuat teh, laptop rusak, uang yang akan segera dikembalikan, pertemuan yang tidak direncanakan, pikiran yang berkecamuk, percakapan setan, dan rasa bersalah. Semua datang beriringan dengan manis. Dan hanya tindakan yang tepat untuk dapat menghadiri undangan yang sudah disuguhkan oleh dia yang bernama kondisi. Dan kesempatan ini hanya datang sekali. O amarah, o kondisi, o hawa dingin, o segalanya, saya mohon-mohon-mohon untuk kali ini, mungkin nggak pake "saja", tapi mohon mohon mohon banget buat mau membantu saya.

Dan hei kamu....
...saya sangat sangat sangat takut malam ini.

Saya takut buat bangun besok pagi.


(angin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar