Laman

Minggu, 10 Juli 2011

Minggu Malam

Tapi ini sudah minggu malam lho, wahai ombak pantai Glagah Indah dan layangan yang tadi siang terbang-terbang kemana-mana, tanpa kenal panas, tanpa kenal pusing, tanpa kenal alergi dan gatal-gatal di hidung. Tanpa mukanya bisa perih karena apa dan ngantuk karena angin pantai yang lembut dan cuaca yang panas. Tanpa kenal perjalanan yang jauh. Enak sekali kamu, tinggal menggelombang saja kalau mau lihat festival layangan nasional. Tidak usah jauh-jauh naik motor dahulu dari Jogja. Tidak usah isi bensin 10 ribu dan beli mie ayam dan bakso di pinggir jalan yang mbaknya jutek. Tidak usah bayar parkir dan pusing cari tempat teduh. Tidak usah motret dengan toycam pinjeman yang kamu lupa kalau tidak bisa buat zoom sehingga membuat bingung gimana motret layangan di atas sana. Tidak usah melihat spanduk AksiKreasi #1-- yang entah darimana asalnya -- di panggung MC, yang membuat kamu kaget, dan lalu membuat ingin memotret dan meng-upload-nya di grup skm bulaksumur, tapi tidak jadi karena malas berurusan dengan bluetooth dan gosip. Tidak perlu bicara-bicara panjang lebar membahas apa itu pemecah ombak dan kenapa ada di sana. Oh mungkin tidak bakal ya, karena kamu bakal sakit, kan, kamu dipecah. Tidak usah manjat-manjat itu pemecah ombak dan lihat orang mancing apa. Tidak usah beli siomay yang 1000 rupiah dapat 3 biji, sudah termasuk saus dan sambel kacang, tanpa dikasih kecap kalau kamu tidak suka. Tinggal lihat saja itu layangan yang banyak, ada bentuk naga yang panjang banget tapi susah banget buat bisa terbang, ada bentuk ikan nemo yang dideretkan banyak di benangnya, ada bentuk barong bali--seperti kaos yang kamu pakai tadi, ada bentuk pak kumis, ada bentuk ikan duyung, ada bentuk nggak tahu apa tapi bagus. Tanpa harus lalu bosan dan pergi dari sana walau 1 jam juga kayaknya belum ada. Oh ombak, enak sekali dirimu.. tidak pegal-pegal dan lalu ngantuk. Dan ditengah jalan pulang tidak perlu ke indomaret buat beli indomilk coklat, sambil otomatis mendengarkan peterpan nyanyi di atas normal, sehingga sampai rumah, ketika kamu ingin menulis ini, kamu tidak perlu mendownloadnya karena tiba-tiba kamu kangen masa SMPmu. Oh enak sekali kamu ombak..

Tapi ini sudah minggu malam lho, Mbak. Ada jogjakarya di swaragama jam 7 malam. Ini lagi putar lagu melancholic bitch yang mars penyembah berhala. Jadi ingat dulu juga nonton dia juga di Tembi. Oh itu acara gratisan yang keren, dengan Frau yang manis dan Melbi yang mana, oh yang merokok terus itu. Si Ugo sedang menjadi keren sekali saat itu merokok di atas panggung sambil nyanyi-nyanyi, membuat si ekat juga jadi terinspirasi dan lalu menjadi merokok terus sampai sekarang.

Tapi ini sudah minggu malam lho. Sehingga terpaksa sudah cuci motor adek tadi pagi karena habis diminta sama ibuk. Sehingga ketika menunggu, terpaksa membaca koran Kompas yang sengaja dibeli demi tahu harus antri banyak karena cucian motornya laris. Sehingga harus membaca kolom parodi-nya Samuel Mulia berjudul "Makan Pagi". Sehingga harus membaca kalimat yang ingin saya adukan padamu, wahai ibu dokter.
...
Selama ini, buat saya, sehat itu membosankan, mempersulit hidup. Hidup yang hidup adalah di tepi jurang. Selain itu, selama di dunia ini masih ada yang namanya dokter, merekalah yang harus bertanggung jawab dengan kondisi tubuh saya. Itu mengapa saya sering mengatakan dokter itu hebat karena bisa menyembuhkan, yang satu jauh dari sehat karena saya menjadi tidak sembuh.
...
(Kompas 10/7/2011 hal. 13)

Tapi ini sudah minggu malam lho, Dok. Mau tidak mau saya juga harus mengakui bahwa saya juga begitu. Juga adalah yang mengamini hidup yang menyenangkan adalah hidup di tepi jurang. Meski nggak segitunya juga. Sudah tidak merokok dan tidak pernah minum alkohol. Atau pernah? Saya lupa. Tapi setidaknya saya nggak suka. Tapi hampir tiap hari makan indomie. Tapi hampir tiap hari makan di luar. Tapi hampir tiap kuliah makan angkringan. Tapi suka saos dan gorengan. Tapi suka lihat laptop sampai malam dan jarang tidur cepat kecuali kalau ngantuk. O maafkan saya dokter. Atau mungkin dokter senang? Ya terserah juga sih, toh itu juga profesi. Seperti saya yang senang kalau ada yang nggak bisa bikin poster, sehingga minta dibikinin dan bisa minta bayaran. O demi Sapto Rahardjo, semoga kita adalah orang yang senang dengan pekerjaan kita apapun itu. Menjadikannya sebuah 'spirit', bukan cuma objek.

Tapi ini sudah tidak malam minggu lagi. Tapi kenapa posting ini panjang sekali ya ngomong-ngomong? Oh saya sedang super selo.





(angin)
habis beli baju baru seharga 20 ribu karena tidak bisa nawar
dan scanner sedang busuk karena kotor, dan bingung gimana ngebersihinnya -____-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar