Apapun itu semoga kau bisa mengahadapinya dengan penuh kekuatan dan keyakinan..
Sepertinya keberuntungan itu terkadang tidak jatuh pada semua orang serentak, meskipun iya namun harus ada yang menjadi tumbal agar keberuntungan itu terlihat nyata. Ironis, namun beginilah kenyataannya..
Disaat banyak orang merasa orang lain sangat baik, di sisi yang lain justru ada orang yang merasa orang itu tidak adil. Lagi-lagi masalah keberuntungan dan ketidakberuntungan.
Karena nila setitik rusak susu sebelanga, karena kesalahan yang kecil membuat semuanya berantakan. Benarkah itu? Atau hanya sebuah perspektif lebay dari seseorang yang sehingga membuatnya menjadi seperti itu? Bukankah dikatakan itu hanya sebuah kesalahan kecil? Lalu kenapa tidak kita lupakan saja dan perbaiki? Mengapa tidak dimaafkan saja dan lalu memulai sesuatu yang baru?
Atau apakah itu piramida yang terbuat dari kartu remi yang kemudian disusun, lalu melakukan kesalahan kecil sehingga membuatnya tidak seimbang yang kemudian jatuh semuanya ke dasar dan lalu memulainya lagi dari awal. Jika bisa dimulai lagi mengapa harus berhenti dan memalingkan muka? Mengapa tidak menerima saja lalu memulainya dari awal kembali, menyusun kembali, dan berhasil..
Bukankah dia sudah melakukan dengan sangat baik untuk berusaha meminta maaf dan memperbaiki nila setitik itu? Mengapa tidak dimaafkan saja lalu memberinya penghargaan yang sesuai dengan usahanya? Tapi mengapa justru menyimpan ego yang tinggi, dan lalu bersikap tidak adil? Dia sudah melakukan apa yang seharusnya diperbaiki. Bahkan dia rela keluar paling akhir hanya untuk mengerjakan tugasnya supaya jauh lebih baik. Kalian saja tak akan bisa menemukan orang seperti itu lagi, yang mau mengakui kesalahan disaat yang lain hanya mengunci mulut, kaki, dan tangan mereka dari pengakuan atas kesalahan mereka. Dia hanya tidak beruntung hari itu dan yang lain yang mungkin lebih buruk darinya justru memiliki keberuntungan tersebut.
Mengapa harus terus meninggikan ego, berpaling muka berpura-pura tidak melihat seluruh usahanya? Mengapa begitu berbeda?
Teruntuk temanku yang ketauan TA disaat kurang beruntung baik waktu maupun dosen.
(Ombak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar